MAKALAH MASUK DAN BERKEMBANGANNYA TASAWUF DI INDONESIA

MASUK DAN BERKEMBANGNYA TASAWUF DI INDONESIA
                         MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Akhlak Tasawuf
Dosen Pengampu Moch. Cholid Wardi, M.H.I











Kelompok 8
Disusun Oleh :
Aldi Wakid : 20170703031019
Khairon Ghazali : 20170703031098
Moh. Afton Fikry : 20170703031124
Imam Bukhari : 20170703031088




SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN)PAMEKASAN
EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
2017/2017



                        KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Wasyukurillah inilah kata pertama yg patut kami diucapkan ketika melihat terhadap nikmat yg telah diberikan Allah kepada penulis karena berkat rahmat dan inayah sang khaliqlah makalah ini bisa disusun meskipun jauh dari kata sempurna. Dari zaman nabi Adam sampai zaman modern seperti sekarang ini, sang khaliq tidak pernah tidak menyalurkan nikmatnya kepada hambanya bahkan hambanya tidak perlu membayar sepeserpun untuk menikmati  nikmatnya.
Tidak lupa pula lantunan shalawat tetap tercurahkan kepada sang proklamator islam serta sang pembawa perubahan dari yg jahil menuju kepada yg bathil, tidak lain dan tidak bukan adalah nabi Muhammad SAW.Karena berkat beliaulah seluruh manusia didunia dapat mencicipi dan merasakan faidahnya agama islam yg memang dibawa oleh beliau.
Dan terimakasih juga kepada bapak ibu yang selalu memberikan do’a beserta dukungannya, guru pengampu materi kuliah bapak Moch. CholidWardi, M.H.I selaku dosen pengampu materi AkhlakTasawuf, dan semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis untuk menyelesaikan makalah ini.
Berkat beliau-beliau inilah penulis mendapatkan suntikan motivasi untuk menyelesaikan makalah ini meskipun jauh dari yg diharapkan teman-teman terutama oleh dosen pengampu materi Akhlak Tasawuf. Maka dari itupenulis mohon maaf yg tiada tara jika makalah ini terdapat kesalahan dan terdapat tutur kata yg keliru.

Pamekasan,17 Oktober2017

Penulis








                          DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR…………………………...…………..i
DAFTAR ISI……………………………………....…………….ii
BAB I:PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………….……........1
B. Rumusan Masalah...……………......……....…1
C. Tujuan Masalah..........................................................1
BAB II:PEMBAHASAN
A. Masuknya Tasawuf KeIndonesia..........................……….....…….…....2
B. BerkembangnyaTasawuf Di Indonesia…….……………………………….....3
C. Tokoh-TokohTasawuf Di Indonesia………….....……………………….....…4

BAB III:PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………….....….....7
B. Saran...............................................................7
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………...............8


                                    BAB I
                           PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dengan adanya datangnya tasawuf di Indonesia ini sangatlah berperan penting bagi masyarakat Indonesia. Adanya tasawuf tersebut bisa membuat seseorang menjadi jernih akhlaknya. Tasawuf ini jug membuat perubahan yang sangat besar terhadap ummat muslim, dengan datangnya tersebut bisa mewarnai kehidupan masyarakat menjadi lebih baik khususnya agama islam di Indonesia.
Tasawuf di Indonesia ini, juga tidak lepas dari jasa para sufi. Dimana kaum sufi tersebut membawa tasawuf ke tanah Indonesia dengan sifat dan sikap yang lebih kompromis dan penuh kasih sayang. Tanpa peran kaum sufi mungkin ummat muslim di Indonesia ini tidak bisa mengatahui tentang tasawuf.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Masuknya tasawuf ke Indonesia
2. Berkembangnya tasawuf di Indonesia
3. Tokoh-tokoh tasawuf di Indonesia

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengatahui masuknya tasawuf ke Indonesia
2. Untuk mengatahui berkembangnya tasawuf di Indonesia
3. Untuk mengatahui tokoh-tokoh tasawuf di Indonesia

                              BAB II
                        PEMBAHASAN

A. MASUKNYA TASAWUF KE INDONESIA
Membicarakan sejarah  masuknya tasawuf ke Indonesia adalah lebih tepat apabila terlebih dahulu meninjau kembali sekilas lintas tentang sejarah masuknya Islam ke Indonesia.  Dari gambaran ini kita bisa lihat, apakah masuknya Islam ke Indonesia bersamaan atau sekaligus dengan tasawuf. Kita dapat mengatahui bahwa sebelum Islam masuk ke Indonesia, hubungangan dengan antara Sumatera, Cina, India, dan Persia serta negeri Arab sudah terjalin dengan pesatnya. Hal ini sezaman dengan Kerajaan Sriwijaya yang dipimpin oleh Lokitawarman. Hubungan dagang ketika itu lebih bersifat pribadi bila dibandingkan dengan keadaan yang sekarang. Kontak perdagangan yang lama dan erat itu sadar atau tidak, telah membawa akibat dan akibat mengambil unsur-unsur kebudayaan masing-masing pihak. Oleh  karena para pedagang yang datang ini umumnya adalah beragama Budha, terutama dari India, dan Cina. Maka agama inilah yang mula-mula berkembang di Sumatera, khususnya di bagian Timur.
Begitulah sejarah, sewaktu-waktu akan bisa berubah tanpa dipungkiri. Rejendra Tjola dari India Selatan berhasil melumpuhkan kekuasaan maritim Sriwijaya Palembang pada permulaan abad ke-11 M. kuntu Kampar di Minangkabau Timur bangkit kembali sebagai kekuasaan Islam Syariah. Dari uraian diatas dapatlah kita tarik pengartian, bahwa islam masuk ke Indonesia pada abad pertama hijriyah yang dibawa oleh pedagan dari luar, termasuk dari Arab sendiri. Kemudian menglami pasang surut seolah-olah hampir menghilang beberapa abad lamanya. Namun pada abad ke-11 M, Islam ini menampakkan kekuasaan lagi ke Indonesia dengan berpaham Syariah, lalu pada abad ke-13 berubah lagi menjadi alira Syari’iyah. Dua seminar yang membahas tentang masuknya Islam ke Indonesia telah berlangsung, yaitu pertama diadakan pada bulan maret 1963 di Medan, dan yang kedua diadakan pada bulan Juli 1968 di Padang. Dan hasil kedua seminar ini kita dapati dua macam pendapat tentang masuknya Islam ke Indonesia.
Akan tetapi, dari fakta sejarah telah terbukti bahwa pada abad ke-1 Hijriyah atau abad ke-7 Mesihi Islam telah masuk ke Indonesi dari tanah Arab dan kemudian mengalami kemunduran total dan lalu tampak lagi dengan kekuasaan yang penuh beribawa pada abad pada abad ke-11. Kemunculn kedua ini tampak jelas betapa besar usaha dan dorongan Rajendra Tjola yang berasal dari India Selatan. Setelah  itu islam terus berkembang, sampai pada kerajaan islam yang bersifat Nasional pada abad ke-12 dan ke-13 Mesihi.
Dari  uraian di atas dengan jelas kita telah mendapatkan gambaran, bahwa tasawuf memasuki Indonesia tidak sejak awal mula masuknya Islam ke Indonesia. (Abad ke-1 Hijriyah),  tetapi datangnya kemudian. Tentu paling cepat pada awal abad ke-2 H dan yang jelas pada abad ke-8 atau abad ke-14 H paham tasawuf ini sudah mendapat pasaran di Indonesia.

B. BERKEMBANGNYA TASAWUF DI INDONESIA
Membahas perkembangan tasawuf di Indonesia, tidak lepas dari perkajian proses Islamisasi di kawasan ini. Sebab, sebagian besar penyebaran Islam di Nusantara merupakan jasa para sufi.
Pada proses Islamisasi tahap awal ini, Islam tidak langsung diterima oleh masyarakat  lapisan bawah. Di Jawa misalnya, Islam semula pada dasarnya hanya dipraktikkan oleh sekelompok kecil yang aktif dan dinamis dalam membawa risalah Agama. Mereka juga bertugas melaksanakan kegiatan keislaman atas seluruh nama masyarakat desa. Pada waktu itu sebagian besar penduduk masih menganut kepercayaan leluhur atau kalaupun sudah memeluk islam –hanya secara formalittas.
Dari sekian banyak naskah lama yang berasal dari Sumatra, baik yang di tulis dalam bahasa Arab maupun bahasa Melayu, berorientasi sufisme. Hal ini menunjukkan bahwa pengikut tasawuf merupakan unsur yang cukup dominan dalam masyarakat pada masa itu. Kenyataan lainnya, kita bisa melihat pengaruh yang sangat besar dari para sufi ini dalam memengaruhi kepemimpinan raja, baik yang ada di tanah aceh maupun yang ada di tanah Jawa.
Sejak berdirinya kerarajaan Islam Pasai, kawasan Pasai menjadi titik sentral penyiaran agama islam ke berbagai daerah di Sumatra dan pasisir utara Pulau Jawa. Islam tersebar dari tanah Minangkabau atas upaya Syekh Burhanuddin Ulaka (W. 1693 M), murid Abd Rauf Singkel, yang terkenal  sebagai Syekh Tarekat Syattariyah. Penyebaran Islam ke Pulau Jawa juga berasal dari kerajaan Pasai, terutama atas jasa Maulana Malik Ibrahim, Maulana Ishak, dan Ibrahim Asmoro yang ketiganya adalah abituren Pasai. Melalui keuletan mereka  itulah, berdiri kerajaan Islam  Demak yang kemudian menguasai Banten dan Batavia melalui Syarif Hidayatullah.
Perkembangan Islam di Jawa selenjutnya di gerakkan oleh wali sanga atau wali sembilan. Sebutan itu sudah cukup menunjukkan bahwa mereka adalah penghayat tasawuf yang sudah sampai pada “wali”. Mereka adalah sebagai berikut.
1. Maulana Malik Ibrahim.
2. Sunan Ampel.
3. Sunan Bonang.
4. Sunan Drajat
5. Sunan Giri.
6. Sunan Kalijaga
7. Sunan kudus
8. Sunan Muria
9. Sunan Gunung Jati
Mereka menggunakan pendekatan tasawuf dalam menyebarkan Islam dan pengaruh dari pendekatan tersebut sampai sekarang masih terasa.
Semenjak penyiaran Islam di Jawa diambil alih oleh kerabat elite karaton, secara perlahan-lahan terjadi proses akulturasi sufisme dengan kepercayaan lama dan tradisi local, yang berakibat bergesernya nilai keislaman sufisme karena tergantikan oleh model spiritualis nonreligius. Situasi yang hampir sama juga menimpa dunia pesantren yang disebabkan oleh invasi system pendidikan sekuler yang berasal dari Eropa melalui colonial Belanda. Karena faktor-faktor internal dan eksternal tersebut, kehidupan sufisme di Indonesia secara berangsur-angsur bergeser dari garis lurus yang diletakkan para sufi terdahulu sehingga warna kejawen lebih tampil kedepan dari pada sufismenya. Sekalipun demikian, sebenarnya sufisme adalah semacam “sebuah pohon” yang berakar kuat dan dalam pada Islam, seirama dengan semangat gerakan pembaruan dalam islam, dunia sufisme juga mengalami gagasan pembaruan.

C. TOKOH-TOKOH TASAWUF DI INDONESIA
1. Hamzah Al-Fansuri :
Pemikirann Al-Fansuri tentang tasawuf banyak dipengaruhi Ibn’ Arabi dalam paham wahda wujudnya. Di antara ajara Al-Fansuri  yang lain  berkaitan dengan hakikat  wujud dan penciptaan. Menurutnya wujud itu hanyalah satu walaupun kelihatan banyak. Dari wujud yang satu ini, ada yang merupakan  kulit (madjhar, kenyataan lahir) dan ada yan berupa isi (kenyataan batin)
2. Syamsuddin Al-Sumatrani :
Pemikiran tasawuf Syamsuddin Al-Sumatrani membahas tentanng martabat tujuh dan dua puluh sifat Tuhan. Konsep martabat tujuh ini pertama kali di cetuskan oleh Muhammad Ibn Fadlullah al-Burhanpuri seorang ulama kelahiran India.
3. Nuruddin Ar-Raniri :
Gema pemikiran Ar-Raniri sampai juga ke daerah nusantara lainnya sehingga buku-buukunya banyak dipelajri orang. Beliau mememang seorang pengarang yang sangat produktif. Pemikiran tasawuf Nurudin Ar-raniri  banyak diterima dan di pelajari oleh Sultan Iskandar Tsani sehingga kebijakan Nuuruddin mengeluarkan fatwa “kufur” kepada pengikut wujudiyah ternyata didukung oleh sultan.
4. Abd. Rauf Al-Sinkli :
Syaikh Abd. Rauf Al-Sinkli tetap menolak paham wujudiyah yang menganggap adanya penyatuan antara tuhan dan hamba.. Ajaran inilah yang kemudian diibawa oleh muridnya, Syekh Abd.Muhyi Pamijahan ke Jawa. Ketika di Arabia, Syekh Abd. Rauf meperoleh pendidikan kesufian dari dua orang guru terkemuka. Setelah kita mengatahui biografi Abd. Rauf Al-Sinkli dan karya-karyanya, selanjutnya kita akan mengatahui pemikiran tasawufnya. Pemikiran tasawuf Al-Sinkli dapat dilihat antara lain pada persoalan untuk merekonsiliasi antara tasawuf dan syariat. Al-Sinkli juga mempunyai pemikiran tentang zikir. Dalam pandangannya, zikir merupakan suatu usaha untuk melepaskan diri dari sifat lalai dan lupa.
5. Abd. Shamad Al-Palimbani :
Dikatakan memiliki ketidak jelasan dalam corak pemikiran tasawufnya,  apakah falsafii atau sunni. Al-Palimbani secara tegas memperingatkan pembaca agar tidak tersesat oleh berbagai aliran dan paham yang menyimpang dari Islam, seperti kebiasaan menyanggar (memberi sasajen).
6. Syeikh Yusuf Al-Makasari :
Syeikh yusuf mengungkapkan pradigma sufistiknya bertolak dari asumsi dasar bahwa ajaran Islam meliputi dua aspek, yaitu: aspek lahir (syariat) dan aspek batin (hakikat). Syariat dan hakikat harus dipandang dan diamalkan sebagai kesatuan. Syeikh yusuf menggarisbawahi bahwa proses ini tidak akan mengambil bentuk kesatuan wujud antara manusia dengan tuhan.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Tasawuf memasuki Indonesia setalah islam masuk, jadi Islam lebih duluan masuk dari pada tasawuf. Tentu paling cepat pada awal abad ke-2 H dan yang jelas pada abad ke-8 atau abad ke-14 H paham tasawuf ini sudah mendapat pasaran di Indonesia.
Bekembangnya tasawuf di Indonesia ini tidak lepas dari jasa kaum sufi, dimana para sufi tersebut berperan penting dengan kehadiran tasawuf di Indonesia. Tokoh-tokoh sufi tesebut yang  kita ketahui, di kawasan Sumatra bagian utara, ada empat sufi terkemuka, yaitu: Hamzah Fansuri, Syamsuddin, Abd. Rauf Singkel, Nuruddin ar-Raniri. Dan di Jawa,  yang kita kenal dengan wali songo (wali Sembilan), yaitu: Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Bonang,. Sunan Drajat, Sunan Giri, Sunan Kalijaga, Sunan kudus, Sunan Muria, Sunan Gunung Jati.

B. SARAN
Didalam penulisan makalah ini pasti terdapat kesalahan dan kekurangan, disebabkan keterbatasan data dan kemampuan penulis didalam mengolah dan menginterpretasi data. Kesalahan dan kekurangan merupakan hal dasar manusiawi yg dimiliki oleh seluruh manusia. Oleh karena itu, diharapkan kritik yg menkonstruk dan sarannya dari pembaca guna memperbaiki penulisan makalah untuk kedepannya.


                          DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Ahmad Bangun. Akhlak tasawuf. Jakarta : PT Raja Grafido Persada, 2013.
Anwar, Rosihon. Akhlak tasawuf. Bandung : Pustaka Setia, 2010.
Amin, Samsul Munir. Ilmu tasawuf. Jakarta : Amzah, 2015.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH MAQAMAT DAN AHWAL DALAM TASAWUF

MAKALAH TASAWUF AKHLAKI

MAKALAH TASAWUF FALSAFI